SAS Drives: Tantangan Bagi Jasa Recovery Data

Hard disk / SSD rusak? Terkena virus dan ransomware? Tenang, kami bisa membantu service dan recovery

Bertemu lagi dengan kami masternya data dan reparasi hard disk. Harapan kami jurnal kali ini secara global mampu menginspirasi seputar dunia jasa data recovery, cara mengembalikan file yang terhapus/hilang, reparasi hard disk/SSD tidak terbaca, jasa recovery ransomware, dst.

Dengan semakin populernya hard drive/hard disk dengan interface SAS di pasaran, para penyedia jasa recovery data menghadapi tantangan baru dalam menghadapi berbagai isu atau permasalahan yang dibawa atau dihadirkan oleh device ini. Pada posting kali ini kami ingin untuk mengulas tentang aspek paling penting terkait proses recovery data pada drive SAS dan bagaimana perbanding dengan driver berbasis SATA.

Source: Distech

Jujur saja, AhliData.com sebagai penyedia jasa recovery data, service hard disk dan ransomware sampai saat ini cukup jarang melihat atau menghadapi hard disk berbasis SAS, lebih sering menemukan HDD berbasis SATA. Akan tetapi ilmu tentang SAS ini tetap perlu diketahui.

Yang pertama perlu kita ketahui bahwa walaupun SAS dan SATA memiliki level physical yang sama pada interface, sejarah protokol mereka jauh berbeda. HHD SAS tidak dapat diakomodasi dengan proses recovery data yang disusun untuk drive berbasis ATA protokol. Tidak ada daftar atau converter yang bisa digunakan untuk menghubungkan SAS drive ke alat recovery data berbasis SATA/IDE yang kita miliki karena kedua protokolnya memiliki susunan commands, subsystem dan concepts yang berbeda jauh. Intinya arsitektur mereka berbeda jauh sehingga metode recovery data yang digunakan pun berbeda jauh.

Salah satu tantangan penting dan sulit dalam pekerjaan protokol SAS adalah dia memiliki sesuatu yang disebut “connection state”, yang hal itu tidak terdapat pada SATA karena adalah koneksi yang stateless. Artinya koneksi ke drive SAS yang memiliki masalah instabilitas akan jauh lebih sulit dikontrol dibandingkan drive/disk SATA.

Pada contohnya saat sebuah hardisk SATA menyala maka komputer bisa mengecek statusnya saat itu juga dengan mengecek ATA register sesuai nomor port dari controller di mana harddisk tersebut terkoneksi. Adapun pada hard disk berbasis SAS, mengecek status membutuhkan banyak Langkah koneksi, seperti melakukan PHY negotiation, mencari SAS device dan juga atributnya seperti SAS address, mengkonfigurasi SAS link dan SAS port untuk berkomunikasi dengan baik ke device yang yang terkoneksi. Setelah semua hal itu semua barulah komputer bisa mengecek kondisi atau status dari drive dengan mengirimkan command untuk pengecekan status. Jika ada salah satu hal yang salah dalam proses panjang ini maka SAS controller bisa menolak koneksi dan gagal melakukan discovery device. Karena itulah memilih SAS controller yang tepat pada proses recovery data kita adalah masalah yang krusial.

Kelebihan SAS Controller

Akan tetapi kurangnya tersebut protokol SAS memiliki kelebihan tersendiri jika dibandingkan protokol ATA. Kelebihan pertama adalah banyak perintah diproses oleh mikrokontroler unit (MCU) secara asinkronus terhadap operasi drive/disk. Saat sebuah SATA drive memproses inisialisasi atau operasi baca tulis, interfacenya terkunci dengan status busy sehingga drive tidak akan dapat menerima command baru. Pada drive berbasis SAS komunikasi dengan host komputer tetap berjalan dengan memberikan status terkini dari operasi yang sedang dilakukan seperti: ‘POWER ON OCCURRED’, ‘LOGICAL UNIT TRANSITIONING TO ANOTHER POWER CONDITION’, ‘LOGICAL UNIT IS IN PROCESS OF BECOMING READY’, ‘ SELF-TEST IN PROGRESS’, dan seterusnya. Ini Tentunya sebuah hal yang penting karena memberikan kita kemungkinan untuk mengetahui apa status terdiri dari drive. Sehingga bukan hanya not responding saja yang terlihat, tetapi kita bisa mengetahui detail proses apa yang sedang berjalan.

Kelebihan lainnya dari perspektif jasa recovery data adalah pada hardisk atau hard drive SAS/SCSI ada system error reporting yang lebih detail dan memberikan informasi lebih jelas terhadap masalah apa yang sedang dihadapi oleh drive. Sistem reporting yang detail ini sangat membantu untuk proses diagnosa dengan memberikan informasi yang lebih jelas tentang apa sebenarnya yang terjadi di balik layar dan bagaimana drive/disk mengatasi problem yang terjadi saat mengakses data. Contoh pesan diagnostic SAS: ‘FAILURE PREDICTION THRESHOLD EXCEEDED’, ‘LOGICAL UNIT FAILED SELF-CONFIGURATION’, ‘MECHANICAL POSITIONING ERROR’, ‘DEFECT LIST ERROR’. Adapun contoh data access error handling messages: ‘READ RETRIES EXHAUSTED’, ‘RECOVERED DATA WITHOUT ECC – DATA AUTO-REALLOCATED’, ‘AUTO REALLOCATE FAILED’, ‘ADDRESS MARK NOT FOUND FOR ID FIELD’.

Karena error reporting ini dapat berjalan asinkronus dengan pekerjaan yang sedang dilakukan drive membuat fitur ini sangat bermanfaat. Sebagai perbandingan driver berbasis SATA tidak memiliki kemampuan Untuk menginformasikan kepada host komputer tentang error spesifik yang terjadi pada operasi, dan juga tidak dapat memberikan informasi tentang apa yang sedang dihadapi oleh disk, dan tidak memberikan info tentang apa yang dilakukan hard drive/hard disk untuk mengatasi masalah tersebut.

Kelebihan lainnya dari protokol SAS ditinjau dari sisi jasa recovery data adalah kemampuan yang untuk membaca sektor dengan melakukan ignore pada ECC di-support untuk seluruh drive. Protokol ATA memiliki limit 28 bit address (~130 GB) untuk fungsionalitas ini. Juga berdasar tes drive SAS mencapai hasil yang lebih baik saat melakukan reading data tanpa ECC sehingga dapat membaca lebih banyak data dari sektor yang terkorupsi, adapun pada drive SATA modern drive menghasilkan terlalu banyak noise, menjadikan fungsionalitas ini tidak efektif untuk mereka. Satu-satunya hal yang tidak nyaman adalah fakta bahwa sebagian drive SAS menggunakan ECC untuk data encryption, sehingga membaca data dengan ignoring ECC mengembalikan data yang terenkripsi. Karenanya sebelum menggunakan metode ini pastikan terlebih dahulu bahwa membaca data dengan ignoring ECC menghasilkan data yang tidak terenkripsi.

Fitur Baru, Tantangan Baru

Banyak drive SAS memiliki kemampuan untuk memformat media mereka dengan logical sektor yang lebih besar ukurannya seperti 520 bytes atau 528 bytes untuk menyimpan proteksi informasi tambahan pada setiap sektornya. Informasi proteksi ini digunakan oleh sebagian sistem RAID untuk menyimpan metadata mereka, agar tidak berefek kepada data yang disimpan oleh user pada 512 bytes sektor normal. Jadi dari sisi pandang jasa recovery data extra bytes ini bisa diabaikan. Yang jadi masalah adalah hampir seluruh alat jasa recovery data yang ada di pasaran tidak men-support mass storage device dengan ukuran sector logical yang tidak standar seperti itu, sehingga para penyedia jasa recovery data tidak dapat mengerjakan disk seperti itu.

Kekurangan lainnya adalah driver SAS memiliki kecenderungan untuk rusak lebih cepat setelah adanya kerusakan pada head baca tulis dibandingkan driver berbasis SATA. Hal ini bisa terjadi karena pada umumnya hard disk SAS berputar dengan kecepatan yang lebih tinggi. Dalam banyak kasus jika sebuah drive memiliki kerusakan head atau media, maka operasi baca bisa menyebabkan kerusakan fisik yang lebih parah pada head baca tulis dan kerusakan magnetis pada disk platters, ini tentunya mengakibatkan kerusakan data permanen pada drive. Hal ini menyebabkan perlunya kehati-hatian lebih saat mengerjakan recovery data untuk drive SAS, kita perlu menurunkan tingkat stress pada drive sebisa mungkin untuk meminimalisir kerusakan tambahan pada disk. Dan sebagaimana kami jelaskan pada artikel sebelumnya hal ini bisa diatasi dengan menggunakan teknik selective imaging berdasarkan files dan heads untuk meminimalisir akses pada area bermasalah dalam drive saat imaging pass pertama, dengan cara mengurangi read sector time out sebisa mungkin.

Untuk alasan yang sama seringkali kita perlu untuk menggunakan cooling stand (pendingin) saat break sedang diproses imaging. Setidaknya kita menggunakan kipas kecil yang ditiupkan langsung ke drive supaya tidak kepanasan. Aturannya adalah drive berbasis SAS menghasilkan banyak sekali panas yang membutuhkan sistem pendinginan yang cukup bagus saat beroperasi pada kondisi normal. Tanpa adanya peninggalan yang baik maka kerusakan disk/drive menjadi lebih cepat dari biasanya. Suhu yang tinggi bisa menyebabkan channel baca tulis menjadi semakin rusak, data semakin tidak terbaca, semakin tidak stabil dan semakin banyak bad sector. Pada beberapa kasus tertentu kerusakan menjadi lebih cepat sehingga drive bahkan perlu dimatikan dan didinginkan terlebih dahulu sebelum proses imaging dilanjutkan untuk mengurangi resiko kerusakan total pada hard drive/hardisk.

Berita Baiknya, ….

Berita baiknya bagi Anda yang mengalami kesulitan dalam memproses drive berbasis SAS, DeepSpar sebagai pemimpin pasar dalam alat recovery data sekarang telah menyediakan SAS hardware imager bernama DeepSpar SAS Imager. DeepSpar SAS Imager adalah hardware dan software kit yang mengatasi berbagai permasalahan proses recovery data pada drive berbasis SAS sebagaimana dijelaskan pada posting kita kali ini. DeepSpar SAS Imager membantu kita agar dapat membaca hingga kecepatan maksimum sesuai yang terkoneksi, kemungkinkan kita melakukan imaging sesuai head pilihan kita, terbebas dari limitasi pengaksesan drive pada ukuran berapapun, juga bisa membaca ukuran logical sektor berapapun.

Kiranya sampai di sini untuk update kali ini. Semoga tutorial ini sukses membuka wawasan tentang jasa recovery data dan beragam permasalahan tentang cara mengembalikan file/folder yang terhapus/hilang, service hard disk/SSD tidak terbaca, service ransom ware, dst. Harapan kami sajian ini bisa menambah ilmu tentang berbagai permasalahan tersebut.

Hard disk / SSD rusak? Terkena virus dan ransomware? Tenang, kami bisa membantu service dan recovery