Problema Hard Disk USB Dalam Jasa Recovery Data

Hard disk / SSD rusak? Terkena virus dan ransomware? Tenang, kami bisa membantu service dan recovery

Kembali lagi bersama masternya data dan service hard disk. Moga-moga postingan kali ini secara mendasar semakin menambah wawasan tentang seluk-beluk jasa recovery data, cara mengembalikan file yang terhapus/hilang, service hard disk/SSD tidak terbaca, jasa recovery ransomware, dst.

Para pelaku jasa recovery data semakin sering menemukan drive yang menggunakan USB interface. Karena hal tersebut proses imaging/kloning hard Drive yang tidak stabil dengan menggunakan koneksi USB, terutama yang memiliki koneksi USB on board, menjadi hal yang semakin perlu diperhatikan oleh perusahaan recovery data. Mari kita lihat faktor-faktor apa yang perlu dipertimbangkan dalam perspektif recovery data ketika menghadapi drive seperti itu.

Source: Ask Leo

Para produsen hard drive/hardisk banyak yang beralih kepada koneksi USB karena USB 3.0 umumnya sudah memberikan kecepatan yang sangat memadai (hingga 400 MB/s), yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kecepatan tulis maksimal dari hard Drive modern (sekitar 150 MB/s). Selain itu ada juga beberapa kelebihan USB interface dibanding interface ATA untuk para engineer, di antaranya:

  • Dapat terhubung dengan peripheral device apapun, tidak hanya mass storage device
  • Power dan data dapat dihubungkan langsung melalui satu konektor saja
  • Dapat dimultiplikasi dengan menggunakan hub
  • Interface yang sama bisa dipakai untuk device internal ataupun eksternal
  • Device dan juga drivernya dapat diidentifikasi secara otomatis oleh sistem operasi

Anda bisa banyak melihat hard drive USB ini di pasaran dengan merek Western Digital, Seagate, Samsung juga Toshiba. Pada dasarnya hard disk tersebut adalah drive SATA yang telah ditanamkan adapter USB di dalamnya.

AhliData.com sebagai penyedia jasa recovery data, service hard disk dan ransomware juga sudah cukup sering melihat model hard disk seperti ini.

Proses Imaging/Recovery Data Pada Hard Drive USB

Walaupun jumlah hard disk dengan koneksi USB semakin bertambah akan tetapi industri recovery data masih memiliki kemampuan terbatas untuk melakukan imaging USB drive dengan masalah instabilitas. Kebanyakan tools data recovery yang beredar untuk USB drive masih mengandalkan imaging berbasis software yang tentunya kurang bagus karena masih mengandalkan sistem software /operating system untuk mengakses drive.

Karena kurangnya hardware imaging untuk drive berbasis USB banyak perusahaan recovery data yang terpaksa melakukan imaging USB drives dengan melakukan soldering SATA interface langsung pada PCB dari hardisk tersebut sehingga dapat mengakses data tanpa melalui USB-SATA bridge chip, lalu melakukan imaging menggunakan SATA imager. Masalah dengan hal seperti ini adalah kebanyakan drive USB yang rusak dan perlu untuk diri kasri seperti Western Digital My Passport memiliki USB-SATA bridge yang dienkripsi secara real time, sehingga data yang tersimpan di dalam drive dalam kondisi terenkripsi saat di-imaging.

Untuk melakukan deskripsi data proses recovery terpaksa harus diulangi dengan second imaging, yaitu data yang sudah berhasil di image pada level SATA kembali diakses menggunakan chip USB-SATA yang original. Tentunya proses imaging tambahan ini sangat menghabiskan waktu, harus melakukan imaging seluruh drive (tidak bisa melakukan imaging berdasar file) dan juga membutuhkan waktu soldering tambahan.

Selain itu cara seperti ini adalah solusi sementara saja karena masih membutuhkan chip USB-SATA. Kedepannya kemungkinan Para produsen hard d kanisk akan mengimplementasikan USB interface by default pada level MCU, sehingga sama sekali tidak ada interface SATA pada disk tersebut. Interface on board seperti itu bukan tidak mungkin kita lihat di masa mendatang, karena pada sejarahnya selalu begitu. Dahulu saat masa transisi dari interface IDE banyak harddrive SATA sebenarnya adalah hard disk IDE dengan adapter SATA di dalamnya, lalu lama-kelamaan sekarang hampir seluruh harddisk memakai interface SATA by default.

Imaging/Cloning USB Drives Lebih Rumit Daripada Drive SATA

Mendapatkan data dengan cepat dan aman hanya mungkin dilakukan jika imager/cloner berbasis hardware yang dipakai melakukan recovery data mensupport interface dari hardisk yang rusak, sehingga seluruh fungsi dan kelebihan dari interface tersebut dapat digunakan. Pada prakteknya produk imaging hardware bekerja langsung pada level hardware, sehingga tidak tergantung dengan sistem operasi yang dipakai, sehingga umumnya membutuhkan hardware khusus.

Sebelumnya kita sudah membahas tentang kenapa hardware recovery data kita harus mensupport SATA native functions. Intinya Karena untuk melakukan imaging hard disk SATA berbasis USB kita membutuhkan fungsionalitas penting sebagaimana berikut:

  1. Memiliki kontrol komunikasi penuh dengan device mulai dari physical layer (PHY) hingga application layer
  2. Untuk melakukan device riset yang tepat dan cepat kapanpun dibutuhkan, sehingga proses imaging dapat diteruskan saat harddrive/hardisk tiba-tiba berhenti merespon atau saat proses pembacaan data berlangsung sangat lambat
  3. Untuk mencapai kecepatan maksimum dari hard disk menggunakan read blocks yang lebih kecil, sehingga kita dapat melakukan lokalisasi area yang rusak pada hardisk secara akurat, sehingga tidak kehilangan data yang baik/normal dengan melakukan skipping terlalu besar dan juga tidak menambah kerusakan pada harddisk

Sayangnya mengimplementasikan fungsionalitas tersebut pada hardisk berbasis USB jauh lebih kompleks dibandingkan hardisk berbasis SATA. Alasan utamanya adalah karena koneksi USB Mass Storage Device Protocol memiliki operasi multilayer yang kompleks tidak seperti SATA/IDE yang hanya memiliki satu layer saja.

Pada kenyataannya bahkan komunikasi dengan USB Mass Storage Device menggunakan beberapa lapisan protokol yaitu: [1] ATA melalui [2] SCSI melalui [3] Mass Storage Device Bulk-Only-Transport (BOT) Protocol melalui [4] USB 2.0/3.0. Untuk bisa berkomunikasi dengan full maka dibutuhkan implementasi yang full juga pada setiap lapis protokol tersebut.

Masalahnya lebih sulit lagi karena setiap koneksi USB memiliki model stateful. Jadi, protokol USB menggunakan berbagai level inisialisasi yaitu: menginisialisasi port USB, menemukan dan mensetting properti yang sesuai pada USB device, pengaturan end points, dan seterusnya. Jadi di hampir setiap tipe device reset (menggunakan software reset untuk repowering hard disk) membutuhkan banyak reinisialisasi untuk mengubah koneksi ke kondisi yang sesuai pada setiap lapisan protokol. Segala kerumitan ini tidak diperlukan pada harddisk berbasis SATA/IDE.

Kompleksitas melakukan sinkronisasi komunikasi inilah yang menyebabkan mengapa terkadang sistem operasi kehilangan koneksi kepada harddisk berbasis USB ketika dia menemui ada ada desinkronisasi temporary antara host dan device. Pada kebanyakan kasus ini satu-satunya cara untuk mendapatkan kembali akses ke device adalah dengan melakukan disconnect USB drive dari sistem operasi lalu menyambungkannya kembali ke sistem operasi, sehingga sistem operasi melakukan inisialisasi ulang status koneksi. Tentunya hal ini ini tidak pas dilakukan pada proses recovery data dan imaging/cloning, sehingga imaging software atau imaging hardware yang tidak secara native men-support USB akan kesulitan mengatasi masalah instabilitas pada hardisk berbasis USB.

Masalah Tambahan Pada Hard Drive Berbasis USB

Perlu diperhatikan juga bahwa banyaknya layer protokol yang dipakai untuk berkomunikasi dengan USB drive membuat sangat sulit mengimplementasikan USB Bridge, seperti USB to IDE, atau USB to SATA adapter, yang dapat bekerja dengan baik pada proses imaging atau recovery data. Faktanya bahkan banyak sekali adapter USB to SATA yang ada di pasaran tidak akan dapat anda pakai untuk mengkoneksikan USB drive ke ke alat recovery data yang anda miliki.

Kebutuhan lainnya dalam melakukan imaging USB drive adalah mengakses command ATA sesuai implementasi yang digunakan masing-masing vendor, bagaimana yang sudah sering dipakai oleh para penyedia jasa recovery data. Fungsionalitas ini diantaranya adalah melakukan imaging drive sesuai heads yang baik/berjalan normal, disabling SMART atau fitur right look ahead, memerintahkan hardisk untuk sleep hotMetode Hot Swap Dalam Recovery Data System Area (SA), serta melakukan berbagai perintah di level ATA lainnya. Berbagai kekurangan tersebut membuat kehilangan kontrol yang sangat signifikan pada proses imaging, sehingga menghasilkan banyak data tidak dapat di recovery dengan baik.

Interface Baru Butuh Fitur Baru

Karena banyaknya fitur baru dari USB interface maka perlu fitur baru juga dari USB imager. Salah satu fitur paling penting yang ditambahkan pada hardisk berbasis USB yang juga berefek negatif pada proses recovery data adalah adanya fitur enkripsi yang dibenamkan oleh para produsen hardisk berbasis USB Contohnya seperti Western Digital SmartWare. Fitur keamanan ini memberikan user kemampuan untuk memberikan password saat ingin mengakses drive USB, sehingga drive imager harus juga memiliki kemampuan untuk melakukan unlock drive sebelum proses imaging dimulai. Sayangnya protokol keamanan ini sangatlah tergantung implementasi setiap vendor, tidak ada standar yang baku. Sehingga implementasinya butuh tuning yang sangat detail, tidak seperti menerapkan protokol yang standard.

Salah satu aspek dari sistem security seperti WD SmartWare ini adalah hard disk membuat area khusus pada bagian akhir LBA space dimana dia menuliskan seluruh informasi terkait security di sana. Akses ke area ini yang biasanya membutuhkan 30-50 MB biasanya di-protect oleh sehingga data ini tidak dapat diakses melalui protokol USB. Bahkan untuk menutupi agar area ini tidak diakses harddrive melaporkan jumlah sektor yang lebih rendah melalui koneksi USB, misalnya dari LBA0 sampai LBA pertama dari data security. USB imager harus dapat melewati keterbatasan ini dengan memberi akses kepada seluruh area di hardisk termasuk area security. Kemampuan ini sangat penting bagi kasus yang memerlukan recovery data pada area security dan juga sangat dibutuhkan oleh para pelaku data forensik. Sebagai salah satu solusi yang memungkinkan akses ke ke area security yang tersembunyi tersebut bisa saja diraih menggunakan protokol ATA over USB.

Salah satu fitur dari usb drive yang juga perlu diperhatikan dari sisi perspektif jasa recovery data adalah adanya USB-SCSI Error Messaging system yang ekstensif. System error reporting yang yang canggih seperti itu memungkinkan USB drive untuk melaporkan informasi diagnosa tambahan, yang tentunya sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai isu/masalah yang dihadapi saat membaca drive yang rusak atau tidak stabil.

Kurangnya kemampuan reporting adalah salah satu kekurangan dari drive berbasis SATA/IDE, sehingga dilihat dari sisi yang satu ini maka drive USB memiliki kelebihan tersendiri. Contohnya adalah saat sebuah block gagal dibaca/time out maka tidak akan ada informasi penyebab kegagalan baca tersebut pada drive berbasis ATA. Akan tetapi pada drive berbasis USB, drive bisa memberikan informasi tambahan tentang mengapa hal tersebut terjadi. Mungkin saja karena ada background process yang belum selesai, ada media/hardware error, atau data tersebut terproteksi atau terenkripsi.

Solusi Dari DeepSpar

Sebelumnya kami telah membahas tentang Deepspar Disk Imager yang merupakan alat atau hardware imaging yang difokuskan untuk hard drive ATA, kini mereka juga memiliki solusi untuk drive berbasis USB. Kini mereka menghadirkan DeepSpar USB Add-on PCI-e yang memberikan fitur-fitur sebagaimana dijelaskan pada posting di atas pada Deepspar Disk Imager. Hal ini semakin menegaskan eksistensi DeepSpar Disk Imager sebagai salah satu alat recovery data terbaik pada tahap atau fase imaging.

Kami rasa cukup dahulu untuk kesempatan kali ini. Moga tutorial ini semakin mencerahkan tentang jasa recovery data dan berbagai permasalahan tentang cara mengembalikan file/folder yang terhapus/hilang, service hard disk/SSD tidak terbaca, service ransom ware, dst. Harapan kami informasi ini dapat membuka wawasan seputar segala masalah itu.

Hard disk / SSD rusak? Terkena virus dan ransomware? Tenang, kami bisa membantu service dan recovery